Berdamai Tanpa Dendam



Berita Utama
01 Februari 2010
Berdamai Tanpa Dendam
Keinginan Panser Biru dan Banaspati

SEMARANG- Panser Biru dan PSIS terpukul dengan aksi anarkis yang dilakukan oknum suporter Mahesa Jenar terhadap suporter Persijap Jepara pada Jumat (29/1) di Jalan Siliwangi, Krapyak.

Mereka menyayangkan penyerangan tersebut hingga mengakibatkan citra dan nama baik tim kebanggaan warga Semarang tercoreng. Karena itu, usaha-usaha untuk memulihkan nama baik PSIS dan membangun kembali hubungan baik dengan suporter Persijap pun akan dilakukan secepatnya.

Ketua Umum Panser Biru, M Rofiq Cholil menyatakan dalam kasus ini nama Panser Biru sebagai organisasi suporter PSIS sangat tercoreng. Mengingat beberapa pelaku kerusuhan tersebut merupakan anggota Panser Biru. Bahkan, otak serangannya adalah Edy Purnomo alias Kirun yang notabene merupakan dirigen master.

Hal senada juga disampaikan Ketua Umum Banaspati H Ali Anggoro. Dia menyesalkan penyerangan secara brutal itu. Namun secara umum, Banaspati tidak merasa dendam dengan serangan yang telah dilakukan oleh para oknum suporter tersebut.

Menurut Rofiq Cholil, penyerang suporter Persijap bertindak atas inisiatif pribadi. Panser Biru sebagai organisasi tidak pernah menginstruksikan kepada anggotanya untuk melakukan tindak anarkis, bahkan menyerang suporter tim lain.

’’Kejadian ini jadi instropeksi diri pengurus Panser Biru. Selama ini kami terus mendengungkan bahwa Panser Biru cinta damai dan semakin dewasa. Tapi, kenyataan di lapangan, sosialisasi itu kurang mengena ke anggota,’’ terang Rofiq.

Melihat kenyataan tersebut, dalam waktu dekat Pengurus Besar Panser Biru akan mengumpulkan seluruh koordinator wilayah (korwil) yang ada di Semarang dan sekitarnya serta Jakarta. Pertemuan tersebut untuk menyolidkan korwil dan meminta mereka mengawasi anggotanya agar tidak melakukan tindakan anarkis.

Selain itu, juga akan diagendakan usaha rekonsiliasi dengan suporter Persijap. Dalam waktu dekat, Rofiq akan mengutus salah seorang pengurus untuk menemui pimpinan suporter Persijap. Pertemuan diharapkan bisa membangun kembali hubungan baik antarorganisasi suporter.

’’Kami ingin suporter PSIS dan Persijap bersatu dan bersaudara. Pertemuan dengan suporter Persijap akan segera kami lakukan. Diharapkan dalam pertemuan tersebut bisa melahirkan solusi untuk berdamai. Dan, itu harus disosialisasikan ke anggotanya masing-masing,’’ katanya.

Ali Anggoro menambahkan, penyerangan itu tidak manusiawi lagi. Sebab dalam bus rombongan terdapat anak-anak dan wanita yang juga mendapatkan perlakuan kasar.

“Sangat menyesalkan sekali. Beberapa waktu lalu, ada konsolidasi terkait dengan POS (Paguyuban Organisasi Suporter-Red) Jateng yang membahas bagaimana suporter itu bisa guyub dan rukun terutama untuk wilayah Jawa Tengah. Melihat kejadian ini, kami berpikir, untuk apa konsolidasi seperti itu toh tetap ada tindakan brutal seperti penyerangan tetap terjadi,” tegasnya, Minggu (31/1) dinihari di pelataran Pendapa Kabupaten Jepara.

Dia melanjutkan, sepenuhnya proses hukum itu diserahkan kepada polisi. Penyerangan itu merupakan kriminalitas karena adanya penganiayaan, perampokan, serta pelecehan kepada wanita.

“Polisi yang berhak untuk menentukan hukuman, karena itu sudah ranah hukum. Kami berharap, Kapolda Jateng bersikap tegas atas kasus ini. Siapa pun itu aktor dan pelakunya, selayaknya dihukum berat ditambah lagi, sudah direncanakan dengan matang. Yang cukup menghenyakkan kami, dalangnya adalah Kirun,” tandasnya.

Beberapa waktu lalu dalam setiap kesempatan, Kirun saat datang ke Jepara mendapatkan sambutan hangat dari Banaspati, bahkan dijamu dengan sangat sopan oleh dia dan kawan-kawannya.

Sesepuh Banaspati Zaenur Rohman menyatakan, pihaknya terbuka untuk menjalin komunikasi dengan kelompok suporter PSIS, termasuk dengan Snex yang secara antar-pengurus cukup dekat. Keterlibatan Banaspati di POS adalah upaya untuk menjalin hubungan baik.

’’Karena itu kami sangat terkejut dengan aksi pelemparan Jumat lalu, dan itu harus menjadi yang paling terakhir,’’ kata dia. Hanya saja, problem organisasi suporter yang masih harus dipecahkan adalah terkadang suara elite atau pengurus sebuah kelompok, tidak senada dengan di tingkat ’’akar rumput’’. Itu sebabnya sering muncul pembelaan, ’’Pelaku kerusuhan itu oknum, bukan anggota, atau kelompok tidak terlibat didalamnya’’.

POS, kata Zaenur, sebagai wadah organisasi suporter di Jateng harus segera menyelesaikan masalah-masalah tersebut agar sesama pendukug tim sepak bola tetap rekat dalam persaudaraan, bukan permusuhan.
Terpukul

General Manager PSIS Johar Lin Eng mengaku aksi anarkis tersebut sangat memukul mental manajemen Mahesa Jenar. Pasalnya, saat ini pihaknya tengah berusaha membangun persepakbolaan yang bersahabat, tidak anarkis, dan taat hukum. Salah satu usaha yang dilakukannya adalah dengan menggelar pertandingan uji coba dengan Persijap beberapa waktu lalu.

’’Uji coba tersebut merupakan salah satu usaha untuk mempererat hubungan dan persaudaraan dengan Persijap. Tapi, dengan adanya penyerangan suporter lalu, jelas kami harus kembali memperbaiki hubungan tersebut,’’ ujar Johar.

’’Penyerangan tersebut tidak ada hubungannya dengan manajemen. Apapun alasannya, aksi anarkis tersebut tidak bisa ditoleransi,’’ tambahnya.

Sekalipun demikian, pihak manajemen tetap menyampaikan keprihatinan yang mendalam terhadap suporter Persijap yang terluka dan akan memberikan bantuan. ’’Ketua Umum menugaskan kami untuk mendata korban dari suporter Persijap guna diberi bantuan,’’ tutur Johar.

’’Hubungan dengan pengurus Persijap tetap kami jalin untuk mempererat dan mempertahankan persahabatan,’’ imbuhnya.

Hingga kemarin, polisi masih memburu pelaku penyerangan yang belum tertangkap atau menyerahkan diri. Polisi sudah menangkap 21 orang, di antaranya ada yang menyerahkan diri. Otak penyerangan yakni Edy Purnomo alias Kirun, warga Kelurahan Purwoyoso, Kecamatan Ngalian, Semarang, juga masih diperiksa secara intensif.

Kapolda Jateng Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pengejaran terhadap sejumlah pelaku penyerangan yang belum ditangkap.

“Bagi pelaku yang merasa ikut serta melakukan penyerangan terhadap rombongan suporter Persijap Jepara yang saat ini bersembunyi, agar segera menyerahkan diri kepada polisi. Kemana pun, anggota kami akan terus memburu. Kami juga tidak segan untuk mengambil tindakan tegas,” ujar Kapolda didampingi Kapolwiltabes Semarang Kombes Pol Edward Syah Pernong, kemarin.

Penyidik masih mengembangkan penyelidikan terhadap tersangka yang telah ditangkap. Ratusan barang bukti diamankan di antaranya batu, besi, dan kayu. Bahkan ada bongkahan batu besar. Dari hasil penyelidikan sementara, para tersangka akan dijerat dengan pasal berlapis.

Diantaranya Pasal 170 KUHP tentang penganiayaan yang dilakukan secara bersama-sama dan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan atau perampokan. “Kami akan rumuskan terlebih dahulu berdasarkan fakta-fakta hasil penyidikan,” ungkap Kapolda.

Dijelaskannya, sebagai langkah antisipasi tidak terulang lagi kejadian seperti kemarin, Kapolda mengimbau kepada seluruh pengurus klub-klub sepak bola yang ada di Jawa Tengah, agar selalu berkoordinasi dengan Kapolres setempat. Terlebih jika ada pergerakan suporter yang memberikan dukungan terhadap kesebelasannya saat bermain di kandang lawan.

“Dengan demikian, kami bisa melakukan pengawalan. Kapolres yang bersangkutan akan berkoordinasi dengan kapolres-kapolres yang wilayahnya dilewati rombongan suporter, sehingga dapat dilakukan pengawalan sampai ke tempat tujuan,” tandas Kapolda. Hal tersebut dimaksudkan agar seluruh masyarakat pecinta sepak bola dalam mendukung kesebelasan kesayangannya berlaku tertib dan tidak anarkis.

Pemkot Semarang diminta untuk ikut bertanggung jawab atas kerugian yang dialami suporter Persijap akibat diserangan suporter PSIS. Pertanggungjawaban tersebut dengan cara mengganti semua kerugian materiil termasuk mengganti semua biaya pengobatan bagi para korban. Karena bagaimana pun, tindakan ini dilakukan oleh oknum warga Kota Semarang dan suporter yang selama ini mendukung PSIS.

’’Pemkot harus bertanggung jawab. Mengingat yang melakukan aksi anarkis tersebut merupakan warga kota Semarang dan pendukung PSIS,’’ tegas Wakil Ketua Bidang Legal PSIS, Kholison.

Terkait persoalan hukum, anggota Komisi B DPRD Kota Semarang ini menyerahkan sepenuhnya ke aparat kepolisian. Kholison juga meminta Pemkot tidak memberikan perlindungan pada para pelaku. Sebab menurutnya, pelaku dalam penyerangan tersebut merupakan oknum yang kebetulan berada dalam kepengurusan Panser Biru.(H13,H54,H21,H40,J4,H15-62)

Tak Hanya Bernyanyi, tapi Juga Punya Hati



Berita Utama
01 Februari 2010
Kiprah Para Pendukung Fanatik Kesebelasan

Penyerangan terhadap rombongan Banaspati, salah satu kelompok suporter Persijap, Jumat (29/1) malam di Semarang mengejutkan banyak pihak. Apalagi otak dari penyerangan itu adalah Edy Purnomo alias Kirun, ikon Panser Biru (suporter PSIS). Bagaimana sebenarnya kiprah dan peran suporter selama ini? Berikut laporannya.

Katanya bola itu rusuh Katanya bola tak bermutu Apapun yang terjadi Kami tetap janji Mendukung bola negeri ini Politik berkelahi Saling caci maki Bagi kami football for unity...

LAGU tersebut sering dinyanyikan suporter-suporter sepak bola di seluruh negeri ini saat mendukung tim kesayangannya. Suporter PSIS, Panser Biru dan Snex pun tak jarang melantunkan lagu tersebut di tengah-tengah pertandingan. Tidak hanya untuk memantik semangat penonton agar terus meneriakkan yel-yel dan gerakan atraktif saat memberi dukungan terhadap timnya, tapi juga meningkatkan motivasi dan fighting spirit pemain yang berlaga di lapangan hijau.

Ya, suporter sering dianggap sebagai pemain ke-12. Mereka memberi semangat, motivasi, dan kepercayaan diri terhadap pemain yang bertanding. Tanpa adanya yel-yel dan sorak-sorai dari mereka, pertandingan akan terasa hambar dan tidak gereget. Karena itulah, suporter PSIS selalu menyediakan dirinya untuk hadir di setiap pertandingan kandang di Stadion Jatidiri. Kalaupun main di luar kandang, jika masih di Pulau Jawa dan Bali, dipastikan mereka tetap akan ngluruk untuk memberikan dukungan terhadap tim kebanggaan warga Semarang ini.

Begitu juga dengan Barisan Suporter Persijap Jepara Sejati (Banaspti). Salah satu dari tiga kelompok suporter pendukung Persijap ini juga akan selalu mendukung tim kesayangannya, baik saat main di tempat sendiri maupun kandang lawan.

Banaspati menjadi kekuatan lain bagi Persijap, di samping dua kelompok suporter lainnya, yakni Jepara Tifosi Mania (Jetman) yang tetap eksis hingga sekarang, dan satunya adalah New Laskar Kalinyamat (terakhir kali masih ada di stadion dan beratribut pada 2004). Kelompok yang terakhir yang banyak dihuni kalangan pelajar ini telah tenggelam, sedangkan Banaspati dan Jetman terus berkembang.

’’Kehadiran suporter sangat penting di setiap pertandingan. Sorak-sorai mereka mampu membangkitkan semangat kami saat bertanding,’’ ungkap mantan pemain PSIS dan Timnas asal Semarang M Ridwan yang saat ini membela Pelita Jaya.

’’Tanpa suporter, pertandingan sepak bola ibarat masakan tanpa garam. Pemain jadi tidak bersemangat,’’ timpal mantan Manajer Tim PSIS Ir Anggoro Mardihusodo yang akrab disapa Yoyok Mardijo.

Aksi-aksi suporter PSIS sebenarnya tidak hanya bisa dilihat dan dinikmati saat pertandingan. Di luar stadion, aksi mereka pun tak kalah serunya. Mereka sering menggelar kegiatan sosial seperti sunatan massal, pengobatan gratis, dan mengasuh anak jalanan. Bahkan, tak jarang diterjunkan untuk membantu warga yang terkena bencana alam. Hal itulah yang dilakukan Panser Kesehatan yang didirikan pada Agustus 2005 lalu dengan anggota dokter, perawat, dan tenaga kesehatan.

’’Suporter tidak cuma bisa berteriak dan bernyanyi di stadion saat pertandingan, tapi mereka juga harus punya kepedulian sosial yang tinggi. Istilahnya juga punya hati terhadap permasalah sosial. Hal itu bagian dari usaha untuk mencari dukungan tim dan mengangkat nama baik PSIS,’’ ujar Penasihat Panser Kesehatan Dokter Djoko Trihadi.

Hanya, saat ini kegiatan sosial seperti itu jarang dilakukan lagi. Pasalnya, hubungan antara suporter dan PSIS terasa renggang. Pengurus dan manajemen kurang peduli terhadap suporter. Bahkan, pemain pun sepertinya tidak punya ikatan dengan pendukungnya. Akibatnya, menurut Djoko, suporter tidak terkontrol dan melakukan tindakan-tindakan sesuka hatinya.
Banaspati Non-blok

Di Jepara, Banaspati merupakan salah satu kelompok suporter yang dikenal amat militan. Berdiri pada 2002, saat Persijap kali pertama promosi ke Divisi Utama, kelompok yang mengakomodasi semua kalangan itu kini sudah memiliki 4.000 anggota, tersebar di lebih dari 70 koordinator wilayah seluruh Jepara. Nama Banaspati hanya sebuah singkatan, namun kata itu di kalangan pantura timur lebih memiliki asosiasi sosok memedi. Nama-nama korwil pun serupa meski tak sama.

Banaspati terus tumbuh pesat dan kini menjadi suporter atraktif buat Persijap. Penampilan mereka saat mendukung tim, bisa memecah perhatian penonton yang menyaksikan pertandingan kandang Evaldo dan kawan-kawan di Gelora Bumi Kartini. Setelah kalangan kelompok suporter Persijap banyak menuai kritik karena tak bisa memenuhi tribun timur, Banaspati, juga Jetman pun meresponsnya dengan posotif kritik itu. Demi membakar spirit Evaldo cs, pada musim 2010 ini mereka memenuhi tribun timur, membentuk barisan merah yang selalu tampil dengan yel-yel variatif, gerakan tangan menarik, serta untaian pita dukungan warna-warni. Mereka adalah bagian penting dari nyawa kompetisi di internal Persijap, karena sering terbukti, tim tampil lebih bersemangat ketika kelompok suporter itu juga menampilkan ’’permainan’’ yang menarik.

Banaspati juga tak diragukan militansinya karena hampir selalu mendampingi tim pada laga tandang, selagi di Pulau Jawa. Karakter mereka jauh dari—misalnya mencegat truk atau kereta api di jalan dan lintasan untuk sampai ke tujuan. Orang-orang Jepara, yang tidak tergabung secara keanggotaan kerap menilai Banaspati, termasuk Jetman, sebagai suporter maliter. Orang Jepara menggunakan kata maliter untuk menyebut penampilan yang rapi dan kesannya berduit.

Sesepuh Banaspati Zaenur Rohman menyatakan, garis sikap kelompoknya adalah tengah berupaya seterbuka mungkin dengan kelompok suporter di luar Jepara. ’’Kami berusaha untuk bersikap non-blok,’’ kata Zaenur, wirausahawan di bidang perkayuan itu.

Menurut pengamat sosial FISIP Undip Hedi Pudjo Santosa, perilaku tidak mau kalah dengan orang terdekat dalam suatu pertandingan wajar terjadi. Keinginan untuk menunjukkan siapa yang lebih unggul di antara orang terdekat itu memunculkan emosi tinggi.

Sentimen lama dan menjadi dendam seharusnya ada yang menjembatani. Para suporter tersebut diberi pengertian bagaimana seharusnya mendukung tim kesayangan mereka dengan tindakan positif, bukan melalui kekerasan. (Budi Winarto, Fani Ayudea, Muhammadun Sanomae-62)

Bioetanol 80 Persen Gantikan Bensin



Berita Utama
01 Februari 2010
Penggagas Dusun Mandiri Energi (1)
Bioetanol 80 Persen Gantikan Bensin

Pencarian sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil terus
dilakukan. Salah satunya Soelaiman Budi Sunarto yang mengembangkan bioetanol dan gas metana untuk pengganti bensin dan gas elpiji. Istimewanya, bahan bakunya hanya memanfaatkan limbah sampah organik dan terbukti lebih ramah lingkungan. Berikut laporannya.

BENSIN saat ini menjadi bahan bakar utama penggerak kendaraan bermotor. Namun, bila ditambang terus menerus, persediaannya akan makin tipis sehingga harganya pun semakin mahal.

Karena itu, Budi Sunarto yang kini tinggal di Jalan Yos Sudarso Solo melakukan inovasi. Pria kelahiran Semarang 29 Mei 1963 itu mengembangkan bioetanol 96-100 persen untuk campuran bensin pada sepeda motor atau mobil. Perbandingannya 70 persen bensin dan 30 persen bioetanol. Namun, dia berhasil menggunakan bioetanol kadar 80 persen untuk pengganti bensin.

Bioetanolnya bukan buatan pabrik. Namun melalui penelitian bertahun-tahun di bengkel kerjanya di KSU Agro Makmur Jalan Joko Songo 33 Desa Doplang, Karangpandan, Karanganyar. Dia mampu mengolah sampah organik basah berpotensi busuk menjadi bioetanol sebagai pengganti bensin.

Pemenang empat penghargaan Menristek untuk karya teknologi paling inovatif tahun 2009 itu mengaku bukan penemu, melainkan hanya mengembangkan. Bioetanol dari singkong sudah lama ada. Namun kali ini, bahan baku yang digunakan adalah sampah organik basah seperti sisa restoran, sayur, dan buah busuk atau limbah air kelapa.

Caranya, air kelapa atau air perasan sampah ditampung dan difermentasi. Tiap 100 liter diberi 1 ons ragi, 1 sendok NPK, dan 2 sendok teh urea. Setelah diaduk rata didiamkan selama seminggu. Selanjutnya, cairan disuling agar keluar bioetanol. Ukur kadar alkohol dengan alkoholmeter.

Kadar 50 persen bisa untuk pengisi kompor pengganti minyak tanah. Bila kadarnya masih rendah, bisa ditambah kapur. Kumpulkan 150 liter bioetanol dalam satu tungku, tambahkan 1 kg kapur kemudian diaduk hingga rata.

”Kapur bersifat menyerap air, sehingga kadar alkohol bisa ditingkatkan hingga 80 persen atau bahkan 90 persen. Bioetanol 80 persen dapat mengganti bensin seluruhnya, dan ramah lingkungan karena tidak polusi,” ungkap dia.
Pengapian Diperbesar

Menariknya, kata dia, pemilik sepeda motor tak perlu mengubah mesin. Mengapa bioetanol dengan kandungan air 20 persen bisa menggantikan bensin? Ada penyesuaian sederhana yang harus dilakukan dengan biaya supermurah.

Namun, menurut dia, ada syaratnya. Pengapian pada busi harus diperbesar agar air dalam bioetanol bisa terbakar habis. Caranya sangat mudah yakni dengan menambahkan kapasitor pada aliran dari coil/CDR ke busi. Untuk motor menggunakan kapasitor 35-50 volt, sedang untuk mobil 100 volt, kapasitor mudah diperoleh dengan harga sangat terjangkau.

Setelah dipasang kapasitor api akan semakin besar. Bila kop busi dilepas dan didekatkan, kemudian motor dinyalakan akan terlihat semprotan api lebih besar, seperti jarum berwarna biru. Pada kondisi standar, lanjutnya, hanya ada percikan api.

”Dengan api lebih besar, air dalam bioetanol akan terbakar habis. Jadi bioetanol 80 persen bisa menggantikan bensin 100 persen tanpa mengubah mesin. Untuk sepeda motor, satu liter bisa untuk jalan 40 km, setara dengan bensin biasa,” katanya.

Pembuatan bioetanol itu bisa dilakukan secara bersama-sama di sebuah desa, melalui koperasi misalnya. Selain bisa mengatasi masalah sampah, usaha itu bisa menyerap lapangan kerja, memberikan keuntungan, dan prospeknya sangat bagus.

Salah satu gagasan dusun mandiri yang dia bayangkan adalah suatu desa yang bisa memenuhi sendiri kebutuhan energinya seperti bensin dan minyak tanah. Tak hanya itu, desa juga memproduksi gas metana dari limbah sampah organik kering untuk memasak dan bahan bakar generator penghasil listrik.
Dengan begitu, desa itu tak tergantung listrik PLN, bensin Pertamina dan gas ejpiji yang semakin mahal.(Merawati Sunantri-60)

Sepenggal Mimpi Buruh Angkut Kentang

WAJAH
penuh peluh tampak dari gadis itu. Sesekali disekanya dengan baju, namun tidak berapa lama lagi, bulir keringat kembali muncul. Dinginnya udara Kecamatan Batur tidak mampu menahan tetesan keringatnya. Tidak ada keluh capek, sekalipun seharian harus menunduk memungut ratusan kentang di kebun milik orang dan mengangkutnya kedalam mobil untuk kemudian dipasarkan ke luar Banjarnegara. Marliah (16) nama gadis itu. Siapa sangka diusianya yang masih belia ia sudah harus menjadi seorang buruh angkut kentang. Bukan 1 atau 2 kg kentang yang harus dipanggulnya melainkan 30 kg sekali angkut. Sehari tidak terhitung berapa kali ia harus bolak-balik mengangkut kentang dari kebun milik majikannya. "Saya tidak hitung berapa kali, tapi kayanya lebih dari 10 kali, karena saya kerja dari jam 7 pagi hingga jam 2 siang," ungkapnya. Tidak seberapa upah yang diterimanya. Sehari, ia mengaku hanya diberi Rp 12.500. Selain untuk kebutuhannya, uang itu juga digunakan untuk membantu orang tuannya yang juga seorang petani. Dikatakan, dirinya sudah 1 tahun menggeluti pekerjaan sebagai buruh angkut kentang. Selama bekerja sebagai buruh angkut, dia tidak pernah merasakan sakit badan atau punggung yang keseleo bahkan cedera saat memikul kentang. "Kalau sekedar pegel itu hal biasa, namanya juga pekerja kasar," tuturnya. Dikatakan, bukan hanya dirinya yang bekerja di usia semuda itu. Banyak anak perempuan yang juga menjadi buruh angkut kentang. Kebanyakan mereka hanya lulusan kelas 6 SD. "Disini kebanyakan hanya lulusan SD, selepas itu ya langsung bekerja bantu orang tua," ungkap gadis yang tinggal di Desa Sumberejo, Kecamatan Batur itu. Diungkapkan, sebenarnya dirinya punya segudang cita-cita namun akibat tidak adanya biaya untuk sekolah akhirnya ia terpaksa meninggalkan bangku sekolah. "Percuma punya cita-cita tinggi kalau tidak punya biaya untuk sekolah," ujarnya. Ditanya adakah keinginannya untuk kembali bersekolah, Marliati menjawab keinginan itu tetap ada namun dirinya bingung bagaimana harus mewujudkannya. Untuk melanjutkan ke jenjang SMP saja biayanya sangat mahal, apalagi jika harus ke SMA atau bahkan ke perguruan tinggi. "Biayanya mahal, orang tua saya tidak mampu," singkatnya mengakhiri pembicaraan dengan Suara Merdeka pagi itu (28/1). (Citra Banch Saldy)

Enam Demonstran Dipulangkan




Berita Utama
30 Januari 2010
Enam Demonstran Dipulangkan

JAKARTA- Enam pengunjuk rasa 28 Januari yang diamankan kepolisian saat aksi demo 100 hari pemerintahan SBY, dipulangkan. Polisi telah selesai melakukan klarifikasi kepada empat demonstran yang diamankan Polda Riau dan dua demonstran yang diamankan Polda Metro Jaya. ”Semuanya sudah dapat diselesaikan dengan baik. Tidak ada yang ditahan,” ujar Kadiv Humas Polri Inspektur Jenderal Edward Aritonang, Jumat (29/1).

Dia mengungkapkan, gesekan-gesekan kecil yang terjadi pada saat unjuk rasa masih dalam batas kewajaran. Aksi dorong-dorongan, penyanderaan mobil, pembakaran ban, dan lainnya semata-mata terjadi bukan karena diprovokasi atau terprovokasi pihak-pihak lain, tapi karena massa berkumpul dalam jumlah besar di satu tempat sehingga aksi tersebut tidak bisa dihindari. ”Tapi semua kondusif,” ujarnya.

Aritonang menyampaikan terima kasih kepada semua demonstran yang telah bekerja sama menjaga ketertiban sehingga semua berjalan lancar. Tuntutan dapat tersampaikan dan keamanan tetap terjaga. Hal itu berkat komunikasi yang berjalan lancar dan saling pemahaman antara pendemo dan aparat keamanan.

Namun demikian, lanjutnya, Polri meminta maaf jika terjadi kekurangnyamanan yang dirasakan masyarakat saat pengamanan demonstrasi itu. Polri sudah berusaha secara maksimal mengamankan unjuk rasa yang berlangsung di seluruh wilayah Polda di Indonesia, kecuali Polda Papua dan Polda Bangka Belitung. ”Selain pengunjuk rasa, kami juga mengamankan masyarakat yang melakukan aktivitas di ruang publik,” jelasnya.

Juru bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengapresiasi berlangsungnya unjuk rasa damai pada Kamis (28/1) lalu. “Memang bisa dikatakan presiden cukup mengapresiasi. Demonstrasi berakhir dengan tertib, aman dan terkendali,” kata Julian di sela mendampingi Presiden dalam acara di Jakarta Conventional Centre, Jumat.

Aksi demonstrasi yang berjalan dengan baik dan memberikan masukan yang membangun pada pemerintah tentu akan menjadi perhatian pemerintah untuk perbaikan di masa yang akan datang, katanya.

“Demonstrasi untuk mengkritik pemerintah atau untuk mengevaluasi, tentu pemerintah akan melakukan evaluasi sebagai masukan,” katanya.

Namun, Julian mengatakan, dalam aksi demonstrasi kemarin ada pula spanduk atau pamflet yang isinya tidak sesuai dengan tujuan aksi yang dilakukan.

“Namun ada juga spanduk-spanduk dan apa yang disampaikan tidak sepenuhnya relevan atau mempunyai korelasi positif dengan evaluasi pemerintah atau katakanlah penilaian terhadap program 100 hari. Jadi konteksnya kelihatan tidak begitu pas,” katanya.

Julian mengakui ada beberapa tema yang tepat seperti bidang hukum yang menjadi salah satu fokus aksi demonstrasi kemarin. Namun ia juga menyatakan ada baiknya dilihat pula bidang lain seperti politik dan keamanan, kesejahteraan rakyat dan bidang perekonomian sehingga melihat kerja pemerintah dari semua sisi. Ia juga menyayangkan terjadi pembakaran gambar pejabat negara karena hal itu sebenarnya tidak patut bila merujuk pada simbol negara. (K24,ant-49,76)

Banding CR9 Ditolak




Olahraga
30 Januari 2009
Banding CR9 Ditolak
MADRID - Upaya naik banding Real Madrid terkait kartu merah Cristiano ”CR9” Ronaldo mendapat penolakan Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF). Dengan demikian, hukuman larangan main dalam dua laga buatnya tetap berlaku.

Keputusan dari komisi banding RFEF itu diambil setelah mempertimbangkan argumen-argumen Madrid yang tak setuju dengan hukuman untuk Ronaldo.

Pemain asal Portugal tersebut tetap diharuskan menjalani hukuman larangan bertanding dan membayar denda sebesar 600 euro (Rp 8,4 juta).
Komisi Disiplin El Real siap membawa kasus ini ke Komisi Disiplin Olahraga Spanyol (CEDD) jika upaya banding mereka gagal. Kalau ini menjadi langkah Los Merengues selanjutnya, hukuman terhadap CR9 akan ditangguhkan untuk sementara.

Artinya, Ronaldo masih berpeluang tampil pada akhir pekan ini tatkala Los Blancos menghadapi Deportivo La Coruna dalam lanjutan Liga Spanyol (La Liga Primera).

Pemain termahal dunia itu mendapat kartu merah karena menyikut dan membuat hidung lawannya patah. Meski telah meminta maaf, dia tak menerima hukuman dua kali larangan bermain tersebut.

Ini untuk kali kedua CR9 dikartu merah pada musim 2009-2010. Sebelumnya, dia diusir wasit selepas mendapat kartu kuning kedua lantaran menendang lawan tatkala jumpa Almeria, Desember lalu. (rtr,A7-31)

Tekad Lampard




Olahraga
30 Januari 2009
Tekad Lampard
LONDON - Dengan koleksi 153 gol, Frank ”Lamps’’ Lampard tercatat sebagai pencetak gol kelima terbanyak di Chelsea. Kini, dia bertekad menduduki peringkat keempat.

Tekad gelandang tim nasional (timnas) Inggris itu akan mulai diwujudkan ketika The Blues dijamu Burnley dalam laga Liga Primer Inggris, Minggu (31/1) dini hari WIB. Saat ini Chelsea masih memimpin klasemen Premier League.

Sejak pindah ke Stamford Bridge dari West Ham United pada 2001, Lampard langsung menjelma sebagai salah satu pemain pilar dan bintang di klub London Barat itu. Kecuali cedera atau menjalani hukuman, statusnya tak tergantikan.

Kendati berposisi di lapangan tengah, produktvitasnya terhitung sangat mengesankan. Dalam lima musim terakhir, dia mencetak rata-rata 20 gol. Tak heran hanya dalam delapan tahun saja dia mampu bercokol di lima besar pencetak gol terbanyak The Blues.

Memasuki musim kesembilannya berkostum biru-biru dan di usia 31 tahun, Lampard tetap ingin menambah perbendaharaan golnya. Kesempatan itu terbuka karena musim ini masih berjalan lima bulan lagi.
Bidik 20 Gol ”Saya sudah membiasakan diri untuk mencetak 20 gol per musim selama lima tahun terakhir dan ingin melakukannya lagi,” ujar Lampard, kemarin.

”Jika bisa membidik 20 gol lagi musim ini, saya akan bersanding bersama Ossie dan Roy Bentley dengan 150 gol,’’ imbuhnya.
Dengan tambahan delapan gol,

Lampard akan berada di posisi empat dengan 151 gol. Sebuah prestasi besar, karena Ossie (Peter Osgood) dan Bentley adalah legenda klub itu.

”Untuk sebagian besar fans, Peter Osgood adalah legenda Chelsea. Dia dan Gianfranco Zola. Saya sering bertemu dengannya ketika kali pertama datang dan dia sering membantuku,” paparnya.

”Kalau saya bisa menyamai rekor keduanya, itu menjadi spesial buatku,” tegasnya.

Pemegang rekor gol terbanyak Chelsea adalah Bobby Tambling. Pemain yang membela si Biru dari 1959 hingga 1970 ini mengumpulkan 202 gol.

Lawan Burnley merupakan kesempatan bagi Lamps untuk menambah jumlah golnya. (rtr,A7-31)

Pernah Mendiami Sel selama Tiga Hari




erita Utama
30 Januari 2010
Liku-liku Kehidupan Anak Jalanan (1)
Pernah Mendiami Sel selama Tiga Hari

Liku-liku hidupnya tak semanis dengan anak sebaya yang bersekolah dan
mendapatkan semua kebutuhan. Namun mereka terpaksa mengenyam kehidupan dengan bertahan di jalanan. Berikut laporan kehidupan anak jalanan di Jateng.

Setelah jam dua belas malam tibalah ia di rumah, usai ‘bekerja’ seharian rasanya tak cukup untuk terlelap, terkadang adiknya yang berumur satu tahun merengek pada jam tiga pagi, hingga membuatnya terbangun.

Karena Ani begitu sayang dengan adiknya, dia membiarkan ibunya untuk tak beranjak di kasur lapuk itu supaya tetap istirahat, berharap dia tetap menggendong adiknya terlelap hingga pagi menjelang.

Gadis kecil berumur 12 tahun itu bangun jam 06.00 di sebuah kamar kecil bersama kedua adiknya. Tak langsung mandi atau mendapatkan sarapan selayaknya seorang anak untuk sekolah, dia malah bergegas berkeliling di kampungnya di Damaran, Pasar Johar Semarang untuk mencucikan pakaian tetangganya.

Satu ember besar penuh pakaian pun terselesaikan, Rp 5 ribu masuk di kantong per embernya dan berpindah ke rumah berikutnya. Jam 8.00 Ani menyelesaikan rutinitas kerja di pagi harinya itu. Sepulangnya di rumah, bersiap-siap lagi untuk’ bekerja’, mengembarai kota Semarang.

Di jalan Pemuda terik terganti mendung, Ani melewati beberapa sekolah, melihat para pelajar itu dari kejauhan yang sedang berlarian di lapangan pada jam istirahat. Ani pun terbesit, betapa beruntungnya mereka yang masih bisa sekolah.

Dia pun teringat dengan kelas yang telah ditinggalnya beberapa bulan lalu di SD Al Iman, Johar karena tak mampu membayar SPP. Lampu merah traffic light pun sudah menyala, angan-angannya sirna akan realita, bergegaslah dia menghampiri kendaraan yang berhenti untuk membunyikan icik-icik nya dengan nyanyian sumbang.

Ani adalah salah satu anak jalanan, yang menyambung hidup dengan mengamen. Apa daya, orang tuanya tak cukup menafkahi kebutuhan keluarganya, dia menyanggupi untuk membantu memikul beban orang tuanya, meski sedikit, setidaknya Ani berusaha sebaik mungkin untuk bertahan.

Ayahnya bekerja sebagai penarik becak yang mendapatkan rata-rata Rp 15 ribu per harinya, sedangkan ibunya sebagai pemetik cabai di Pasar Johar hanya mampu menyelesaikan 5 kilogram dengan upah Rp 2.000 per kilogram. Rasanya tak cukup untuk menghidupi 5 kepala di keluarganya.

Rute yang ditempuh tiap harinya hampir beragam di tiap bus yang ditumpangi, dari Johar-Banyumanik hingga Ungaran. Ke mana rimba bus yang ditumpangi bersama penumpang bus adalah ladang penghasilannya untuk mengamen.
Serupa dengan Sari, gadis berumur 14 tahun ini mempunyai rute dari Simpang Lima, Johar dan Tugu Muda dari rumahnya di Terboyo. Kesehariannya hampir sama dengan Ani yang turut mencari nafkah dengan mengamen.

“Assalamu’alaikum. Bapak Ibu Saudara sekalian. Dengan tulus aku mohon bantuannya untuk makan sehari-hari. Terimakasih Wassalam”. Kalimat itu tertulis di amplop yang disodorkan oleh Sari kepada pengunjung warung PKL Jalan Pleburan. Dia pun sebenarnya terpaksa mengamen karena bagaimanapun kondisinya harus membantu keluarganya. Ayahnya adalah pengangguran yang seringkali menjadi pemulung. Ibunya sehari-harinya berkeliling bekerja serabutan.

“Aku sering sekali di ejek oleh tetangga dan teman-teman sekolahku gara-gara aku mengamen dan meminta-minta, Mas. Aku juga ga tahu mesti gimana, padahal aku hanya bisa mengamen untuk bantu beli jajan adik,” tuturnya.

Beda dengan Ani yang kini tak takut dengan Satpol PP karena sudah biasa. Dia pernah mendiami sel selama tiga hari dan mendapatkan pembinaan untuk menulis dan membaca. “Dulu waktu di sel aku nangis terus karena takut, karena ada orang gila. Lalu aku juga disuruh mandi teratur dan belajar membaca,” kata Ani yang bercita-cita ingin jadi polisi.

Menurut Tim Advokasi & Kampanye, Yayasan Setara Semarang, Yoyok Laksono mengatakan bahwa permasalahan utama tertumpu pada permasalahan ekonomi. “Kompleksitas masalah ini berasal dari keluarga yang orang tuanya tak bekerja atau tak bisa mencukupi kebutuhan akibat tingkat pengangguran semakin tinggi. Meski sadar atau tak sadar para orang tua tersebut tidak mempunyai pilihan lagi, sehingga seakan-akan untuk membiarkan anaknya berkeliaran di jalanan dan mencari uang membantu orang tuanya adalah solusi,” ujarnya.

Dia menambahkan, akses mengekspresikan diri tak terakomodir sehingga mereka kehilangan tempat untuk tumbuh. “Akses pendidikan yang tak mereka dapatkan membuat mereka harus mencari alternatif sendiri untuk keluar dari lingkungan dan menuju di jalanan sebagai ekspresi diri. (Garna Raditya-76)

Pikiran Barat Ancam Negara Islam



Berita Utama
30 Januari 2010
Pikiran Barat Ancam Negara Islam
Rektor Al-Ahqaf Sowan Kiai Sahal

PATI-Rektor Universitas Al-Ahqaf Yaman Prof Dr Habib Abdullah Baharun MA mengingatkan para kiai dan ulama di Indonesia untuk terus berupaya keras membentengi para santri dan murid-muridnya dari pikiran-pikiran barat (gharbiyah). ‘’Dengan berlabel isu HAM dan jender mereka seolah-olah bebas menafsirkan Alquran dan Alhadis semaunya sendiri. Hampir semua negara Islam termasuk Indonesia dan Yaman mengalami ancaman bahaya ini,’’ tegasnya, saat bersilaturahim dengan Rois Aam PBNU KHMA Sahal Mahfudh, kemarin.

Kedatangannya di rumah Kiai Sahal, kompleks Pondok Pesantren Maslakul Huda (PPMH), Kajen, Margoyoso, Pati itu didampingi Habib Zein bin Aqil, Habib Hasan Al-Jufri (Cirebon), Habib Umar Muthohar (Semarang), dan KH Zaim Ahmad Maksoem (Gus Zaim) dari Lasem, Rembang.

Rektor Al-Ahqaf mencontohkan pemikiran barat yang marak di Indonesia antara lain tuntutan nikah sesama jenis, perempuan ngimami shalat laki-laki, jilbab yang mengekang wanita, dan minuman keras sebagai penghangat tubuh tidak haram. ‘’Ikutlah para kiai dan ulama agar selamat sampai tujuan,’’ katanya.

Ia juga bersilaturahim dengan keluarga besar Pesantren Daarul Falah, Jekulo, Kudus. Habib Abdullah disambut pengasuh KH Ahmad Basyir, KH Ahmad Badawi, dan ratusan santri.

Menurutnya, Indonesia sebagai negara Islam terbesar di dunia menjadi benteng pertahanan paham Ahlussunnah Waljamaah. (H49,B13-62)

Jalur Wonosobo - Dieng Putus,




Jalur Wonosobo - Dieng Putus,

BATUR - Penutupan jalur Wonosobo - Dieng di Km 19 selama dua pekan akibat longsor di Tieng Rabu (20/1) membuat petani setempat kelimpungan. Pasalnya, harga pupuk dan obat-obatan tanaman menjadi naik.

Hal ini akibat kendaraan pengangkut pupuk harus memutar melewati Banjarnegara, yang notabene jaraknya menjadi lebih jauh.

"1 kantong pupuk kotoran ayam biasanya Rp 15 ribu, setelah jalan putus naik menjadi Rp 20 ribu, begitu juga dengan pupuk merang. Sebelumnya 1 rit Rp 700 ribu, sekarang naik menjadi Rp 1,3 juta," ungkap warga Sumberejo rt 6/ rw 1 Sunaryo (25).

Dikatakan, alasan kenaikan pupuk adalah karena ongkos perjalanan menjadi lebih berlipat dari sebelumnya. Kendaraan harus menempuh perjalanan 1 jam lebih lama jika melewati Banjarnegara, dibandingkan saat melewati jalur Wonosobo-Dieng. Selain jauh medan yang harus ditempuh pun lebih curam dan berbahaya.

Dijelaskan, terlalu riskan seandainya kendaraan roda empat atau lebih memaksakan melewati jalur yang longsor tersebut. Mengingat badan jalan yang tersisa hanya tinggal separuh dan hanya bisa dilintasi kendaraan roda dua dan pejalan kaki.

"Memang tidak ada pilihan lain kecuali harus memutar melewati Banjarnegara meskipun jaraknya menjadi lebih jauh," jelasnya.

Kesusahan petani ini diperparah dengan tidak stabilnya harga komoditas pertanian. Diungkapkan, harga kentang di pasaran turun sejak 1 bulan terakhir. Bila biasanya 1 kg kentang Rp 4 ribu, saat ini turun menjadi Rp 2500.

Menurutnya jika pemerintah tidak sesegera mungkin memperbaiki jalan tersebut, maka bukan hanya arus pupuk yang tersendat namun juga distribusi hasil pertanian.

"Perbaikan ruas jalan yang longsor harus secepatnya dilakukan, sehingga tidak mengganggu lalu lintas Dieng – Wonosobo. Semakin cepat diperbaiki semakin baik sehingga lalu lintas kembali normal," tukasnya

Petani lain warga Sumberejo rt 4/ 1 (30) Yusuf menuturkan jangan sampai perbaikan jalan yang longsor melebihi target yang telah ditentukan. Mengingat jalur itu juga merupakan jalur wisata, sehingga keberadaanya sangat penting.

"Saya khawatir waktu pengerjaannya molor, karena tidak lama lagi adalah musim tanam," imbuhnya.

Lebih lanjut diungkapkan Yusuf kalaupun pengerjaan molor setidaknya pemerintah bisa menstabilkan harga jual kentang sehingga kerugian petani bisa lebih diminimalisir. Tidak seperti sekarang ini. Mahalnya pupuk tidak diimbangi dengan kenaikan harga dipasaran. (cb-)

chikungunya masih menyerang



-Meski rata-rata temuan kasus chikungunya akhir Januari ini mulai menurun, namun penyakit ini tergolong masih perlu diwaspadai. Beberapa temuan di Puskesmas I Wanadadi menunjukkan pasien chikungunya masih saja berdatangan. Rata-rata per hari kurang lebih 5 orang. Jumlah itu hanya separuhnya dari rata-rata per hari temuan kasus pada awal Januari. Namun demikian, hingga kemarin, diperkirakan jumlah total kasus chikungunya di Kecamatan Wanadadi sebanyak 800-an. Jumlah itu karena dipicu temuan pada awal Januari yang dinilai sebagai puncak serangan chikungunya di kecamatan itu. Kepala Puskesmas I Wanadadi, Dr Agung Budianto, mengatakan jumlah itu diharapkan tidak lagi bertambah. Hal itu berdasarkan penurunan jumlah pasien yang datang per hari. "Akhir-akhir ini tidak banyak yang datang. Tadi pagi 12 pasien sudah pulang," ungkapnya kemarin (28/1). Pihaknya tetap mengingatkan warga agar menjaga kebersihan lingkungan. Kelalaian dalam hal kebersihan, menurutnya akan membiarkan nyamuk penyebab chikungunya, Aedes Albopictus, menyebarkan virusnya. Hal serupa terjadi di Puskesmas II Wanadadi. Kepala Tata Usaha (TU) Puskesmas II Wanadadi Muhtamar, mengungkapkan akhir-akhir ini temuan chikungunya tidak sebanyak awal bulan. Berdasarkan data sementara hingga 24 Januari, kasus chikungunya mencapai 226 pasien. Meski pihaknya belum bisa menunjukkan berapa rata-rata penurunannya per hari, namun dipastikan jumlah kasus berkurang. Menurutnya, penyebaran chikungunya tidak bisa dihindari selama lingkungan kotor dan banyak air menggenang. Pihaknya mengaku sudah melakukan beberapa upaya. Hal itu untuk mencegah penyebaran ke Kecamatan tetangga, yaitu Banjarmangu. Perlunya menjaga kebersihan lingkungan bagi wilayah yang belum terserang sangat penting. Saat ini, meski Dr Agung Budianto maupun Muhtamar belum bisa memastikan penyebaran itu, mereka mengaku kawatir jika benar-benar terjadi. Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan, Ahmad Setiawan, memastikan grafiknya telah menurun. Sejak temuan berjumlah 700-an hingga 4 Januari, sekarang menurun. "Tambahannya hanya seratus kurang lebih," katanya. Sejauh ini, pihaknya telah mengkoordinasikan untuk mencegah penyebarannya dengan fogging. Menurut Ahmad, fogging untuk masyarakat tidak dipungut biaya. Pihaknya menghimbau masyarakat seandainya ada yang melakukan itu dengan pungutan agar ditolak. Beberapa upaya lain yaitu, pemberantasan sarang nyamuk, sosialisasi ke masyarakat mengenai sebab dan pencegahan, dan saat ini mulai menyebarkan pamflet manfaat ikan cupang untuk membasmi jentik nyamuk Aedes Albopictus.(K33)

Rapor SBY Merah




Berita Utama
29 Januari 2010
Rapor SBY Merah
Didemo, Presiden Ingatkan Peristiwa 1998

JAKARTA- Ribuan pengunjuk rasa kemarin turun ke jalanan Ibu Kota untuk menyampaikan kekecewaan terhadap kinerja pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono.

Unjuk rasa serupa digelar di berbagai kota. Mereka menilai ”rapor” SBY merah dalam berbagai hal.Secara umum demo berjalan tertib. Namun, di Makassar terjadi kericuhan dan aksi anarkis oleh sebagian peserta demo.

Demo di Jakarta antara lain digelar di depan Gedung DPR-MPR, diikuti sekitar enam ribu buruh dari Serikat Pekerja Nasional. Ribuan pendemo dari berbagai organisasi masyarakat, organisasi mahasiswa, dan elemen masyarakat lainnya, secara bergantian juga menyambangi Bundaran Hotel Indonesia.
Pemandangan sama terlihat di depan Istana Wakil Presiden dan tempat-tempat lainnya. Puncaknya, massa terkonsentrasi di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara Jakarta.

Sebagai pengamanan, polisi dibantu tentara memasang kawat berduri di depan Istana Negara dan Istana Wakil Presiden.
Walaupun berasal dari berbagai organisasi, terdapat juga ibu-ibu dan anak-anak, massa pendemo kompak mengatakan pemerintahan SBY-Boediono gagal. Di depan Istana Negara, perwakilan berbagai organisasi bergantian berorasi.

”Pemerintahan SBY-Boediono gagal memberikan harapan, impian untuk kehidupan yang lebih baik. Waktu 100 hari adalah kesempatan untuk menumbuhkan harapan, optimisme. Kini tidak ada benih optimisme yang tumbuh, yang ada adalah berbagai kasus yang muncul. Kalau tidak dapat memberikan optimisme, SBY harus mundur,” ujar Ali Mustofa, perwakilan dari Himpunan Mahasiswa Islam dalam orasinya.

Anggota Petisi 28, Haris Rusli menilai pemerintahan SBY-Boediono menjual banyak sumber daya alam ke luar negeri. Mereka juga menganggap duet pemimpin negara tersebut sebagai antek negara barat.

Perwakilan dari Partai Rakyat Demokratik (PRD) tersebut menyatakan, selama lima tahun 100 hari kepemimpinan SBY, tidak banyak perubahan yang terjadi. SBY dianggap lebih melindungi kepentingan modal dan negara Barat. Bila ini terus terjadi maka menurutnya SBY harus turun.


Gagal Masuk Istana

Walaupun berhasil mendobrak barikade ratusan polisi di Jalan Merdeka Barat dan Merdeka Utara, ribuan demonstran tidak berhasil masuk ke dalam Istana Presiden yang dibentengi kawat berduri, empat mobil water cannon, dua mobil gas air mata, dan 16 panser.

Semula polisi mampu melokalisasi demonstran untuk berorasi di depan pintu barat Monas. Kemudian pukul 13.00 ribuan demonstran Gerakan Indonesia Bersih yang tertahan di Jalan Merdeka Barat atau tepatnya di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) bergerak merangsek barikade ratusan polisi yang menutup Jalan Merdeka Barat.

Setelah mereka terus bergeser tepat di depan Istana Presiden Jalan Merdeka Utara, ribuan demonstran serikat buruh yang tergabung dalam ”For Indonesia” berorasi di depan kanan Istana Merdeka. Saat itu dari arah kiri istana yang ditinggalkan SBY ke Banten, ribuan mahasiswa yang semula menggelar aksi di depan Istana Wakil Presiden bergeser melewati Jalan Merdeka Timur.

Setelah itu, ribuan demonstran dari berbagai elemen seperti Forum Aksi Mahasiswa Universitas Indonesia (FAM-UI), PMII, KAMI, For Indonesia, Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantra (Bemnus), HMI, dan lainnya secara bergantian menggelar orasi tepat di depan Istana Merdeka. Beberapa kali demonstran berusaha untuk membobol kawat berduri yang dijaga ribuan polisi, namun selalu gagal.

Secara umum aksi massa berlangsung damai, walaupun terdapat beberapa insiden kecil. Di depan Istana Negara, seorang polisi terluka di pelipis karena terkena lemparan batu. Dalam insiden tersebut, dua pendemo diamankan.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Edward Aritonang menuturkan, secara keseluruhan aksi unjuk rasa di semua daerah berjalan lancar dan tertib, termasuk di Jakarta. Berdasarkan pengamatan polisi, kegiatan masyarakat di tempat-tempat keramaian seperti, terminal, pasar, mal berjalan normal.

Sementara itu Gedung KPK menjadi salah satu sasaran pengunjuk rasa. Pimpinan KPK bersedia menemui pengunjuk rasa, bahkan turut memberikan orasi.
Selang beberapa waktu, usai mengumumkan harta kekayaan bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, pimpinan KPK menemui pengunjuk rasa. Bahkan, Wakil Ketua KPK Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah memberikan orasi. Mereka ikut naik ke atas mobil yang dijadikan mimbar bagi pengunjuk rasa.

Dua pimpinan KPK lainnya, Tumpak Hatorangan Pangabean dan M Jasin tampak memperhatikan aksi demostran dari depan pintu utama KPK. ”Kita akan kumpulkan alat bukti untuk menuntaskan kasus ini (Bank Century),” tegas Bibit.
Chandra yang menemani Bibit, juga mengatakan, KPK tidak akan membiarkan perilaku korupsi tumbuh subur di Indonesia. ”Singkirkan maling dan koruptor. Tidak ada tempat untuk koruptor di negeri kita,” ujar Chandra yang disambut teriakan setuju oleh para demostran.

Di Makassar, demo mahasiswa diwarnai sejumlah aksi anarkis. Para mahasiswa mencorat-coret kendaraan warga dan menghentikan kendaraan dinas yang melintas di sekitar lokasi demo. Aksi tak simpatik itu dilakukan para mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) saat berunjukrasa di depan kampus mereka. Aksi mahasiswa ini nyaris memicu keributan dengan beberapa pengendara. Pengemudi mobil tidak terima kendaraannya dicoret-coret. Namun, ketegangan itu dilerai sejumlah polisi.


Langkah Awal

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan, program 100 hari hanya langkah awal, sehingga tak mungkin menyelesaikan semua masalah yang dihadapi bangsa. Dalam sambutannya saat meresmikan PLTU Labuan, di Pandeglang, Banten, Kamis (28/1) pagi, presiden menegaskan bahwa program 100 hari hanya sebagian kecil langkah awal yang akan dilakukan pemerintah pusat maupun daerah untuk lima tahun mendatang.

”Dengan demikian kalau ada yang mengatakan pemerintah harus diganti karena 100 hari belum bisa menyejahterakan rakyat, kalau itu dijadikan ukuran, Ibu Atut (Gubernur Banten) barangkali juga sulit untuk menyejahterakan rakyat Banten yang diberi tugas selama lima tahun. Bagaimana mungkin dalam 100 hari diminta untuk menyelesaikan semuanya. Tentu tidak begitu,” ujar SBY.

Menurut dia, adanya program 100 hari karena pemerintah ingin dalam 100 hari ada arah, agenda, dan prioritas pada tahun pertama untuk dilanjutkan lagi lima tahun berikutnya. Sebab harus ada ukuran dan kriteria untuk mengukur keberhasilan pemerintah dalam program 100 hari, 1 tahun atau 5 tahun.
Dari hasil evaluasi program 100 hari, dirinya akan mengambil tiga langkah. Pertama, program yang selama ini macet harus dicari jalan keluarnya untuk bisa diselesaikan. Kedua, program yang lambat akan diselesaikan di 100 hari ini. Dan yang ketiga, pemerintah akan berupaya membuat landasan hukum (PP, Perpres, Kepemen dan sebagainya) agar solusinya menjadi lebih baik.

SBY memberi contoh program yang sudah berhasil dilaksanakan dalam 100 hari antara lain pelayanan publik. Misalnya pengurusan paspor yang dulu 7 hari kini diperpendek menjadi 4 hari, pengurusan izin usaha diturunkan dari 90 jadi 40 dan sebagainya. ”Kalau saudara masih menemukan birokrasi kita di manapun masih mempersulit urusan, kirim sms ke 9949 agar bisa kita selesaikan,” imbau SBY.

Presiden mengajak masyarakat untuk memahami apa program 100 hari itu. Dalam kehidupan demokrasi, wajar adanya berbagai aksi protes, unjuk rasa dan gerakan-gerakan. ”Kita dengar kritiknya apa, koreksinya apa untuk perbaikan. Yang penting (demo dilaksanakan dengan) tertib, damai, jangan merusak, membakar, membuat korban dan menduduki paksa. Kalau itu terjadi, Jakarta akan kembali seperti 1998, negara kita bisa mundur, rakyat susah, ekonomi lumpuh,” katanya.

Kepuasan Publik

Terpisah, peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi mengatakan, kasus pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah, dan dana talangan (bailout) Bank Century, mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap 100 hari kinerja pemerintahan.

Menurutnya, kasus kriminalisasi KPK, dan kasus Bank Century yang hampir menyandera SBY 2-3 bulan terakhir ini membuat tingkat kepuasan terhadap pemerintah cenderung menurun sebesar 15 persen. ”Artinya, semakin masyarakat mengikuti pemberitaan kriminalisasi KPK dan Century semakin miring pula tingkat kepercayaan publik kepada Presiden,” kata dia Jakarta, Kamis (28/1).

Dalam survei yang dilakukan 7-20 Januari 2010 dan melibatkan 2.900 responden yang tersebar di sejumlah provinsi dengan margin of error 2 persen menyebutkan 70 persen responden menyatakan puas atas kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jumlah ini turun dibanding hasil survei sebelumnya.
Dalam survei LSI Juli 2009, sebanyak 85 persen responden menyatakan puas terhadap kinerja Presiden. Namun pada November 2009, tingkat kepuasan menurun menjadi 75 persen. ”Saat ini kepuasan publik hanya mencapai 70 persen,” tandasnya.

Kesimpulannya, lanjut Burhanuddin, kepuasan publik terhadap kinerja SBY mengalami penurunan, bila ini liner dengan waktu di mana kepuasan terhadap SBY terus turun. Pemerintahan SBY-Boediono, menjadi semakin tidak kredibel di mata rakyat. (J21,K24,J13,A20,K8-49)

Kukuhkan Dominasi




Olahraga
29 Januari 2010
Kukuhkan Dominasi
LONDON- Chelsea meneguhkan dominasinya dengan kembali merebut posisi nomor satu klasemen kompetisi Liga Premier Inggris.

The Blues meninggalkan para pesaingnya setelah memukul tim tak terkalahkan dalam 15 pertandingan terakhirnya, Birmingham City, 3-0 di Stamford Bridge, Kamis (28/1) dinihari WIB.

Dua gol Frank Lampard dan satu lainnya dari Florent Malouda membuat Chelsea menambah koleksi angkanya menjadi 51 poin dari 22 pertandingan.

Tim polesan Carlo Ancelotti memiliki kesempatan untuk memperlebar jarak keunggulannya karena masih punya satu pertandingan lebih banyak di tangan.

Chelsea mengambil alih kendali liga yang selama tujuh hari sebelumnya ditempati Arsenal dan Manchester United secara bergantian.

Arsenal, yang berada di urutan kedua sebelum pertandingan itu, memiliki peluang untuk tetap memimpin bila menang atas Aston Villa. Namun mereka hanya bermain tanpa gol sehingga melorot ke urutan tiga dengan 49 poin dari 23 pertandingan.

Hari menjadi semakin suram bagi Arsenal, karena pemain bertahannya Thomas Vermaelan, dilaporkan menderita patah kaki. Bek asal Belgia berusia 24 tahun itu harus keluar dari lapangan sebelum pertandingan berakhir.

“Kakinya kaku, kemungkinan ada masalah pada tulang atau uratnya. Kami berharap tidak ada masalah. Dia akan diperiksa besok pagi,” kata pelatih Arsenal, Arsene Wenger.
Melorot Manchester United, yang maju ke final Piala Liga untuk bertemu Aston Villa setelah mengalahkan Manchester City 3-1, Kamis (8/1), melorot ke urutan dua dengan simpanan 50 poin dari 23 pertandingan.

Chelsea, yang memenangi empat pertandingan sebelumnya dengan mencetak 16 gol, hanya butuh lima menit untuk menjebol gawang Birmingham. Malouda menjadi pembuka kemenangan timnya memanfaatkan umpan dari Joe Cole.

Tuan rumah menggandakan keunggulannya sebelum turun minum ketika Lampard mendapat bola, kemudian menembaknya mendatar melewati Joe Hart.

Dia mengukuhkan supremasi timnya lewat gebrakan lain sebelum peluit akhir ditiup wasit.

“Sangat penting bagi kami memenangi pertandingan malam ini. Mereka tim yang bagus, tapi kami bermain dengan bagus pula selama 90 menit,” kata pelatih Chelsea, Carlo Ancelotti, kepada Sky SportsNews.

Bos Birmingham, Alex McLeish, yang timnya belum terkalahkan dalam 15 pertandingan berbagai kompetisi —12 di antaranya di Liga Premier— mengatakan para pemainnya amat kecewa. Pasukan McLeish kalah terakhir pada 17 Oktober. (rtr,F3-40)

Rooney Kubur Impian City


Olahraga
29 Januari 2010
Rooney Kubur Impian City

MANCHESTER- Wayne Rooney kembali menjadi pahlawan klubnya. Setelah pekan lalu memberikan empat gol kemenangan bagi Manchester United (MU) di Liga Premier, kemarin penyerang yang tengah diincar Barcelona itu kembali menjebol gawang lawan.

Kali ini, yang menjadi korbannya adalah Manchester City. Dalam semifinal leg kedua Piala Liga di Old Trafford, Kamis (28/1) dinihari WIB, Rooney mencetak gol penentu kemenangan timnya ketika pertandingan memasuki masa injury time.

Golnya membuat MU tak perlu bersusah payah menjalani perpanjangan waktu. Aksi Rooney sudah cukup untuk mengubur impian City. MU kalah 1-2 dalam pertemuan leg pertama di City of Manchester.

Pada putaran kedua kemarin, pasukan Alex Ferguson berada di atas angin hingga pertengahan babak kedua berkat keunggulan dua gol.

Gol pertama disumbangkan Paul Scholes menit ke-52, yang kemudian diteguhkan oleh Michael Carrick menit 71.

Namun Carlos Tevez merusak ketenangan Old Trafford dengan golnya pada menit ke-76. Bayangan akan perpanjangan waktu pun menggelayut di benak para pendukung MU.

Namun ketika babak tambahan sudah di depan mata, Rooney menghentikannya. Golnya membuat MU unggul 3-1, sekaligus merebut tiket final dengan kemenangan agregat 4-3.

“Rooney bermain sangat bagus. Penetrasinya luar biasa. Dia telah menunjukkan mengapa dirinya layak menjadi nomor satu,’’ puji Ferguson.
Tak Pantas Kalah Pelatih City, Roberto Mancini, tak bisa menutupi kekecewaannya. Dia merasa tak selayaknya timnya kalah.

“Saya sedih karena saya pikir kami telah bermain dengan sangat bik,” kata pelatih asal Italia itu.

“Kami dalam tekanan hanya selama 10 menit. Setelah itu, kami bermain baik. Kami hanya tidak beruntung,” tambahnya.
MU akan ditantang Aston Villa di final. (rtr,F3-40)

Sikapi Pemakzulan, PKS Terbelah




Berita Utama
29 Januari 2010
Sikapi Pemakzulan, PKS Terbelah

JAKARTA- Wacana pemakzulan terhadap presiden/wakil presiden yang mencuat belakangan ini berimbas pada kesolidan partai politik. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang selama ini dikenal sebagai parpol yang kompak dalam menghadapi berbagai isu, terbelah.

Hal itu ditunjukkan oleh perbedaan pendapat antara mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring dan Sekjen Anis Matta. Tifatul yang juga menteri Komunikasi dan Informasi menyatakan bahwa PKS tidak berniat mengusulkan pemakzulan dan tetap berada dalam koalisi pemerintahan. Di sisi lain Anis Matta mengatakan, berdasarkan UUD dan UU, pemakzulan presiden dimungkinkan, meskipun membutuhkan prasyarat yang ketat dan panjang.

Tifatul menilai pernyataan Anis Matta tidak mewakili partai. Anis langsung merespons keras dengan menyebutkan bahwa Tifatul tidak lagi merepresentasikan PKS karena bukan pengurus. Ia menilai Tifatul berlebihan.

”Saya tidak tahu (maksud pernyataan Tifatul), tapi yang jelas, beliau bukan pengurus lagi di DPP. Beliau over dalam menanggapi hal itu, karena yang kita bicarakan adalah fakta undang-undangnya dan itu normatif. Pemakzulan itu dimungkinkan,” kata Anis di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (28/1).

Menurut wakil ketua DPR itu, PKS tidak mendorong upaya pemakzulan Presiden SBY. Ia hanya menjelaskan fakta hukum dan politik soal pemakzulan. ”Apakah akan mendorong kepada pemakzulan, itu tergantung pada faktanya. PKS tidak mengarahkan, tapi apakah faktanya mengarahkan ke sana,” paparnya.

Sebelumnya, Tifatul menegaskan sikap partainya yang akan terus mendukung SBY sebagai presiden. ”Saya sudah berbicara dengan ketua Majelis Syuro PKS, tidak ada wacana pemakzulan SBY. Sebab hal itu akan mengacaukan situasi nasional yang sudah membaik,” katanya.
Dengan demikian, jika ada politikus PKS yang mewacanakan pemakzulan, itu adalah sikap pribadi.

Ia juga meminta agar seluruh anggota Pansus Angket Bank Century dari PKS melangkah sesuai jalur. ”Semua anggota Pansus Century dari PKS diharapkan berjalan on the track, mencari solusi terbaik bagi bangsa. Bukan memperlebar masalah. To the point dan harap dijaga kesantunan dalam berpolitik sebagai bentuk akhlak seorang muslim,” kata Tifatul.

Politik Ganda

Menanggapi dua sudut pandang yang berbeda tersebut, Direktur Charta Politica Institute Bima Arya Sugiarto menilai telah terjadi perpecahan dalam tubuh PKS. ”Jelas sekali, PKS akhirnya mengalami faksionalisasi yang hebat. Sebelumnya PKS itu solid, tapi mulai terbelah,” kata Bima.

Menurutnya, dalam tubuh PKS mulai terlihat faksi internal, yang dasarnya pragmatisme. ”Yang menarik adalah biasanya Dewan Syuro berkata A, semua ikut A. Sekarang beda, yang di kabinet bicara apa, yang di pansus bicara lain. Ini sangat disayangkan,” tambahnya.

Di sisi lain, lanjutnya, PKS menjalankan politik ganda. PKS sedang melihat dua kemungkinan. Jika populaitas SBY turun dengan adanya kasus Bank Century, PKS akan lepas tangan. Sebaliknya, jika posisi presiden masih kuat, PKS juga akan mendukung pemerintahan. ”Hal ini sama seperti pada pemerintahan sebelumnya, ketika kebijakan yang diambil populer, PKS ikut, jika tidak PKS lepas tangan,” kata Bima. (K8,dtc-65,49)