chikungunya masih menyerang



-Meski rata-rata temuan kasus chikungunya akhir Januari ini mulai menurun, namun penyakit ini tergolong masih perlu diwaspadai. Beberapa temuan di Puskesmas I Wanadadi menunjukkan pasien chikungunya masih saja berdatangan. Rata-rata per hari kurang lebih 5 orang. Jumlah itu hanya separuhnya dari rata-rata per hari temuan kasus pada awal Januari. Namun demikian, hingga kemarin, diperkirakan jumlah total kasus chikungunya di Kecamatan Wanadadi sebanyak 800-an. Jumlah itu karena dipicu temuan pada awal Januari yang dinilai sebagai puncak serangan chikungunya di kecamatan itu. Kepala Puskesmas I Wanadadi, Dr Agung Budianto, mengatakan jumlah itu diharapkan tidak lagi bertambah. Hal itu berdasarkan penurunan jumlah pasien yang datang per hari. "Akhir-akhir ini tidak banyak yang datang. Tadi pagi 12 pasien sudah pulang," ungkapnya kemarin (28/1). Pihaknya tetap mengingatkan warga agar menjaga kebersihan lingkungan. Kelalaian dalam hal kebersihan, menurutnya akan membiarkan nyamuk penyebab chikungunya, Aedes Albopictus, menyebarkan virusnya. Hal serupa terjadi di Puskesmas II Wanadadi. Kepala Tata Usaha (TU) Puskesmas II Wanadadi Muhtamar, mengungkapkan akhir-akhir ini temuan chikungunya tidak sebanyak awal bulan. Berdasarkan data sementara hingga 24 Januari, kasus chikungunya mencapai 226 pasien. Meski pihaknya belum bisa menunjukkan berapa rata-rata penurunannya per hari, namun dipastikan jumlah kasus berkurang. Menurutnya, penyebaran chikungunya tidak bisa dihindari selama lingkungan kotor dan banyak air menggenang. Pihaknya mengaku sudah melakukan beberapa upaya. Hal itu untuk mencegah penyebaran ke Kecamatan tetangga, yaitu Banjarmangu. Perlunya menjaga kebersihan lingkungan bagi wilayah yang belum terserang sangat penting. Saat ini, meski Dr Agung Budianto maupun Muhtamar belum bisa memastikan penyebaran itu, mereka mengaku kawatir jika benar-benar terjadi. Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan, Ahmad Setiawan, memastikan grafiknya telah menurun. Sejak temuan berjumlah 700-an hingga 4 Januari, sekarang menurun. "Tambahannya hanya seratus kurang lebih," katanya. Sejauh ini, pihaknya telah mengkoordinasikan untuk mencegah penyebarannya dengan fogging. Menurut Ahmad, fogging untuk masyarakat tidak dipungut biaya. Pihaknya menghimbau masyarakat seandainya ada yang melakukan itu dengan pungutan agar ditolak. Beberapa upaya lain yaitu, pemberantasan sarang nyamuk, sosialisasi ke masyarakat mengenai sebab dan pencegahan, dan saat ini mulai menyebarkan pamflet manfaat ikan cupang untuk membasmi jentik nyamuk Aedes Albopictus.(K33)

0 Response to "chikungunya masih menyerang"