Sikapi Pemakzulan, PKS Terbelah




Berita Utama
29 Januari 2010
Sikapi Pemakzulan, PKS Terbelah

JAKARTA- Wacana pemakzulan terhadap presiden/wakil presiden yang mencuat belakangan ini berimbas pada kesolidan partai politik. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang selama ini dikenal sebagai parpol yang kompak dalam menghadapi berbagai isu, terbelah.

Hal itu ditunjukkan oleh perbedaan pendapat antara mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring dan Sekjen Anis Matta. Tifatul yang juga menteri Komunikasi dan Informasi menyatakan bahwa PKS tidak berniat mengusulkan pemakzulan dan tetap berada dalam koalisi pemerintahan. Di sisi lain Anis Matta mengatakan, berdasarkan UUD dan UU, pemakzulan presiden dimungkinkan, meskipun membutuhkan prasyarat yang ketat dan panjang.

Tifatul menilai pernyataan Anis Matta tidak mewakili partai. Anis langsung merespons keras dengan menyebutkan bahwa Tifatul tidak lagi merepresentasikan PKS karena bukan pengurus. Ia menilai Tifatul berlebihan.

”Saya tidak tahu (maksud pernyataan Tifatul), tapi yang jelas, beliau bukan pengurus lagi di DPP. Beliau over dalam menanggapi hal itu, karena yang kita bicarakan adalah fakta undang-undangnya dan itu normatif. Pemakzulan itu dimungkinkan,” kata Anis di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (28/1).

Menurut wakil ketua DPR itu, PKS tidak mendorong upaya pemakzulan Presiden SBY. Ia hanya menjelaskan fakta hukum dan politik soal pemakzulan. ”Apakah akan mendorong kepada pemakzulan, itu tergantung pada faktanya. PKS tidak mengarahkan, tapi apakah faktanya mengarahkan ke sana,” paparnya.

Sebelumnya, Tifatul menegaskan sikap partainya yang akan terus mendukung SBY sebagai presiden. ”Saya sudah berbicara dengan ketua Majelis Syuro PKS, tidak ada wacana pemakzulan SBY. Sebab hal itu akan mengacaukan situasi nasional yang sudah membaik,” katanya.
Dengan demikian, jika ada politikus PKS yang mewacanakan pemakzulan, itu adalah sikap pribadi.

Ia juga meminta agar seluruh anggota Pansus Angket Bank Century dari PKS melangkah sesuai jalur. ”Semua anggota Pansus Century dari PKS diharapkan berjalan on the track, mencari solusi terbaik bagi bangsa. Bukan memperlebar masalah. To the point dan harap dijaga kesantunan dalam berpolitik sebagai bentuk akhlak seorang muslim,” kata Tifatul.

Politik Ganda

Menanggapi dua sudut pandang yang berbeda tersebut, Direktur Charta Politica Institute Bima Arya Sugiarto menilai telah terjadi perpecahan dalam tubuh PKS. ”Jelas sekali, PKS akhirnya mengalami faksionalisasi yang hebat. Sebelumnya PKS itu solid, tapi mulai terbelah,” kata Bima.

Menurutnya, dalam tubuh PKS mulai terlihat faksi internal, yang dasarnya pragmatisme. ”Yang menarik adalah biasanya Dewan Syuro berkata A, semua ikut A. Sekarang beda, yang di kabinet bicara apa, yang di pansus bicara lain. Ini sangat disayangkan,” tambahnya.

Di sisi lain, lanjutnya, PKS menjalankan politik ganda. PKS sedang melihat dua kemungkinan. Jika populaitas SBY turun dengan adanya kasus Bank Century, PKS akan lepas tangan. Sebaliknya, jika posisi presiden masih kuat, PKS juga akan mendukung pemerintahan. ”Hal ini sama seperti pada pemerintahan sebelumnya, ketika kebijakan yang diambil populer, PKS ikut, jika tidak PKS lepas tangan,” kata Bima. (K8,dtc-65,49)

0 Response to "Sikapi Pemakzulan, PKS Terbelah"