Jalur Wonosobo - Dieng Putus,




Jalur Wonosobo - Dieng Putus,

BATUR - Penutupan jalur Wonosobo - Dieng di Km 19 selama dua pekan akibat longsor di Tieng Rabu (20/1) membuat petani setempat kelimpungan. Pasalnya, harga pupuk dan obat-obatan tanaman menjadi naik.

Hal ini akibat kendaraan pengangkut pupuk harus memutar melewati Banjarnegara, yang notabene jaraknya menjadi lebih jauh.

"1 kantong pupuk kotoran ayam biasanya Rp 15 ribu, setelah jalan putus naik menjadi Rp 20 ribu, begitu juga dengan pupuk merang. Sebelumnya 1 rit Rp 700 ribu, sekarang naik menjadi Rp 1,3 juta," ungkap warga Sumberejo rt 6/ rw 1 Sunaryo (25).

Dikatakan, alasan kenaikan pupuk adalah karena ongkos perjalanan menjadi lebih berlipat dari sebelumnya. Kendaraan harus menempuh perjalanan 1 jam lebih lama jika melewati Banjarnegara, dibandingkan saat melewati jalur Wonosobo-Dieng. Selain jauh medan yang harus ditempuh pun lebih curam dan berbahaya.

Dijelaskan, terlalu riskan seandainya kendaraan roda empat atau lebih memaksakan melewati jalur yang longsor tersebut. Mengingat badan jalan yang tersisa hanya tinggal separuh dan hanya bisa dilintasi kendaraan roda dua dan pejalan kaki.

"Memang tidak ada pilihan lain kecuali harus memutar melewati Banjarnegara meskipun jaraknya menjadi lebih jauh," jelasnya.

Kesusahan petani ini diperparah dengan tidak stabilnya harga komoditas pertanian. Diungkapkan, harga kentang di pasaran turun sejak 1 bulan terakhir. Bila biasanya 1 kg kentang Rp 4 ribu, saat ini turun menjadi Rp 2500.

Menurutnya jika pemerintah tidak sesegera mungkin memperbaiki jalan tersebut, maka bukan hanya arus pupuk yang tersendat namun juga distribusi hasil pertanian.

"Perbaikan ruas jalan yang longsor harus secepatnya dilakukan, sehingga tidak mengganggu lalu lintas Dieng – Wonosobo. Semakin cepat diperbaiki semakin baik sehingga lalu lintas kembali normal," tukasnya

Petani lain warga Sumberejo rt 4/ 1 (30) Yusuf menuturkan jangan sampai perbaikan jalan yang longsor melebihi target yang telah ditentukan. Mengingat jalur itu juga merupakan jalur wisata, sehingga keberadaanya sangat penting.

"Saya khawatir waktu pengerjaannya molor, karena tidak lama lagi adalah musim tanam," imbuhnya.

Lebih lanjut diungkapkan Yusuf kalaupun pengerjaan molor setidaknya pemerintah bisa menstabilkan harga jual kentang sehingga kerugian petani bisa lebih diminimalisir. Tidak seperti sekarang ini. Mahalnya pupuk tidak diimbangi dengan kenaikan harga dipasaran. (cb-)

0 Response to "Jalur Wonosobo - Dieng Putus,"