Dengarkan Lagu-lagu ST12 Rasa Gatal Menjadi Hilang




Berita Utama
04 Februari 2010
Menjelang Cangkok Hati Bilqis (1)
Dengarkan Lagu-lagu ST12 Rasa Gatal Menjadi Hilang
Bilqis Anindya Passa (17 bulan), pengidap kelainan saluran empedu tak terbentuk atau tidak berkembang normal (Atresia bilier) segera dioperasi tim dokter RSUP Dr Kariadi Semarang. Bagaimana kondisi dan persiapannya? Berikut ini laporannya.

Raut wajah Ratu terlihat lelah. Bocah ini pun memilih duduk di pangkuan pengasuhnya. Kedua bola matanya terus lekat memandang bocah kecil di depannya yang tengah menjalani pemeriksaan.

Sesekali dia berucap lirih, ’’Adik lagi diapain?’’. Bukan tanpa alasan bocah berusia empat tahun itu menanyakan kondisi adiknya. Apalagi, hanya dalam hitungan menit sejak kedatangan keluarga Bilqis di RSUP Dr Kariadi, sejumlah dokter langsung meminta Bilqis yang digendong ibunya, masuk ke ruang pemeriksaan.

Ratu tak lain adalah kakak dari Bilqis Anindya Passa, bocah penderita kelainan saluran empedu dan hati yang akan menjalani transplantasi hati di rumah sakit tersebut.

Bagi Bilqis, rumah sakit bak rumah kedua. Hampir 60 persen hidupnya dihabiskan untuk menjalani sejumlah pemeriksaan dan pengobatan di rumah sakit. Hanya itu pilihan yang bisa diambil putri kedua pasangan Ardianta Passa (33) dan Dewi Farida (37) untuk mengurangi penderitaannya.

Kedua orang tua Bilqis sama sekali tak menduga sebelumnya. Apalagi tak ada keluhan sedikitpun sejak masih dalam kandungan. Bahkan pemeriksaan kandungan yang rutin dijalani menyebut bahwa Bilqis dinyatakan normal.
“Setelah lahir pun kami belum menyadari kelainan tersebut,’’ kata kakek Bilqis, Bahrudin Syatha saat ditemui di sela-sela proses pemeriksaan Bilqis oleh tim Cangkok Hati RSUP Dr Kariadi, Rabu (3/2).

Tujuh belas bulan lalu, Bilqis terlahir layaknya bayi yang terserang penyakit kuning. Kulit dan matanya berwarna kuning. Atas anjuran dokter bayi tersebut dimasukkan ke dalam inkubator. “Keluarga juga nggak terlalu khawatir karena dikira itu hanya warna orok. Biasanya setelah dimasukkan inkubator atau dijemur secara teratur juga baik,’’ terangnya.

Ternyata tidak begitu dengan Bilqis. Dirawat di inkubator tak membuat kondisinya berangsur baik. Bahkan fesesnya berwarna putih menyerupai dempul.
Dari pemeriksaan lanjutan baru diketahui ada kelainan pada hatinya. Bilqis dinyatakan menderita Atresia bilier. Pada kondisi ini saluran empedu tidak terbentuk atau tidak berkembang secara normal. Padahal, fungsi dari sistem empedu adalah membuang limbah metabolis dari hati, dan mengangkut garam empedu yang diperlukan untuk mencerna lemak di dalam usus halus.


Racun Menyebar

Perbaikan saluran empedu pun dilakukan melalui operasi kasai. Melalui operasi ini dibuat saluran empedu baru yang langsung menuju ke usus halus. Meski terhitung berhasil, operasi tersebut tak membuat kondisinya membaik. Kerusakan hati yang makin parah membuat racun dalam tubuh tak bisa tersaring sehingga mengontaminasi darah.

Kondisi ini menimbulkan penderitaan baru bagi Bilqis, yang menyukai lagu-lagu grup band ST 12 itu, berupa rasa gatal yang teramat sangat. Menggaruk menjadi cara yang dipilih untuk mengurangi rasa gatal. Parahnya, Bilqis tak berhenti menggaruk sebelum kulitnya berdarah.

Lagu-lagu milik ST 12 bisa membuatnya lupa akan rasa gatalnya. Begitu lagu-lagunya diputar, dia akan langsung berjoget dengan menggerak-gerakkan tangannya. Namun itu tak berlangsung lama. Begitu ingat akan rasa gatalnya Bilqis memulai lagi menggaruk kulitnya. Acapkali, dia mencoba menahan dengan menggigit kukunya.

“Itu mengapa kedua tangannya sampai harus dilakban agar ketika menggaruk tak sampai melukai kulitnya,’’ imbuh Bahrudin.
Kelainan yang dialami Bilqis membuatnya tak bisa mengonsumsi makanan secara normal. Untuk asupan sehari-hari dia harus mengonsumsi makanan yang diolah secara khusus. Asupannya terdiri atas bahan makanan tertentu yang hanya boleh diolah dengan cara direbus. Selanjutnya makanan tersebut dihaluskan dan kemudian disaring sebelum akhirnya dikonsumsi. Susu menjadi asupannya yang lain, di mana itupun diutamakan ASI.

Hingga saat ini keluarga sudah mengeluarkan biaya sekitar Rp 600 juta rupiah untuk mengobati penyakit Bilqis. Meski tergolong keluarga berkecukupan, biaya tersebut bukanlah jumlah yang sedikit. Apalagi pemasukan keluarga makin berkurang dnegan keluarnya ibu Bilqis dari tempat kerjanya di sebuah bank. Demi bisa fokus merawat buah hatinya, Farida memilih untuk mengorbankan kariernya di dunia perbankan. (Roosalina-76)

0 Response to "Dengarkan Lagu-lagu ST12 Rasa Gatal Menjadi Hilang"