Inginkan Pemimpin Berkualitas

Berita Utama

02 Februari 2010

Inginkan Pemimpin Berkualitas

  • Golkar: Nasional Demokrat Bukan Ancaman
JAKARTA- Organisasi massa (ormas) Nasional Demokrat menginginkan munculnya pemimpin yang berkualitas. Dalam salah satu manifestonya, ormas itu secara tegas menolak demokrasi yang menghasilkan rutinitas sirkulasi kekuasaan tanpa menghadirkan pemimpin berkualitas.
Selain itu, juga menolak demokrasi tanpa orientasi kepada publik, serta demokrasi reformasi tanpa arti.
Butir-butir manifesto atau pernyataan sikap terbuka tersebut dibacakan Anies Baswedan, salah seorang deklarator saat deklarasi Nasional Demokrat di Istora Senayan, kemarin.
Ormas yang digagas dua kader Partai Golkar Surya Paloh dan Sri Sultan Hamengku Buwono X itu juga dideklarasikan oleh 45 deklarator lainnya. Mereka berasal dari kader partai politik, akademisi, politikus, anggota DPR, serta elite politik.
Tampak hadir antara lain mantan Wapres Jusuf Kalla, mantan Presiden yang juga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua MPR Taufiq Kiemas, Ketua DPD Irman Gusman, mantan Panglima TNI yang juga Ketua Umum Hanura Wiranto, mantan Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung.
Anies Baswedan yang juga Rektor Universitas Paramadina membacakan manifesto saat puncak acara yang dihadiri oleh belasan ribu orang itu. Massa yang hadir sebagian besar ibu-ibu dan anak-anak mengenakan kaus biru bertuliskan gerakan perubahan.
”Yang menjadi cita-cita Nasional Demokrat adalah menciptakan demorasi Indonesia yang matang, yang menjadi tempat persandingan keberagamaan dan kesatuan,” tandasnya.
”Juga mencita-citakan sebuah demokrasi yang berbasis warga negara yang kuat yang terpanggil untuk merebut masa depan yang gemilang,” lanjutnya. 
Surya Paloh yang mantan Ketua Dewan Penasihat DPP Golkar mengatakan, lahirnya ormas tersebut merupakan kesempatan untuk mengukir sejarah masa depan, dengan membuat suatu wadah anak bangsa menyatukan semangat dan cita-cita bangsa.
Selama 65 tahun Indonesia merdeka, demokrasi dinilai belum berjalan dengan optimal. Masyarakat sampai dengan saat ini masih berharap banyak dari reformasi, namun banyak rakyat yang tidak merasakan kesejahteraan.
”Harapan masyarakat dari reformasi begitu tinggi, namun faktanya kita belum mendapatkan keadilan, kesejahteraan, dan kenyamanan. Ini fakta hari ini, reformasi belum mewujudkan cita-cita bangsa,” tandasnya usai deklarasi.
Selama ini, lanjutnya, demokrasi dianggap sebagai tujuan, namun sebenarnya demokrasi adalah alat untuk mencapai tujuan tersebut. ”Buat apa ada demokrasi kalau tidak bisa mencapai kesejahteraan bagi masyarakat,” ungkapnya. 
Ia menegaskan, keberadaan ormas tersebut tidak akan menjadi sebuah partai politik. ”Kami tidak akan menjadi parpol. Bukan itu tujuannya, karena bukan itu yang kami cari,” tegasnya.
Sekitar 12 ribu orang memenuhi Istora. Mereka datang dengan menggunakan puluhan, atau bahkan ratusan bus. Sebagian besar ibu-ibu dan anak-anak yang semuanya menggunakan kaos berwarna biru bertuliskan gerakan perubahan.
Sebelum deklarasi tersebut dimulai, seluruh bangku telah terisi penuh oleh massa. Penyanyi Afgan juga tampil.
Bukan Janji
Syamsul Mu’arif, mantan Wakil Sekjen DPP Golkar, mengatakan, motivasi dasar ormas tersebut mewujudkan restorasi Indonesia. Diungkapkan, ormas setuju dengan demokrasi karena lahir dari reformasi.
”Tapi kami tidak ingin hanya janji kekuasaan tanpa peduli kemakmuran rakyat yang hanya gontok-gontokan parpol. Kami ingin memberikan jalan lurus yaitu demokrasi yang bersemangat kebangsaan,” ungkapnya.
Khofifah Indar Parawansa, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, yang juga salah satu deklarator menyebutkan,  ormas yang merupakan gabungan dari partai politik yang dapat menjadi kekuatan substitusi dari layanan problematika kebangsaan.
”Sekat-sekat parpol dapat bersinergi dalam lembaga ini. Ada harapan besar untuk membuka dan mencairkan sumbatan-sumbatan problematika masyarakat atas rasa ketidakadilan,” katanya.
Di pihak lain, Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso menyatakan deklarasi ormas oleh kader Golkar itu bukan suatu ancaman bagi eksistensi partainya pada Pemilu 2014.
“Apalagi, sampai saat ini Pak Surya Paloh dan Sri Sultan masih menjadi tokoh dan senior di Golkar. Kami sudah mengenal reputasi beliau berdua. Jadi, tidak ada kerugian dan ancaman bagi Golkar,” katanya di Gedung DPR, Jakarta.
Oleh karena itu, dia ikut menyampaikan selamat atas berdirinya Nasional Demokrat. Ia mengajak seluruh komponen ormas itu bersama Golkar bekerja demi kesejahteraan masyarakat. “Kami mengapresiasi sebagai ormas baru yang konon mengusung gerakan perubahan. Golkar akan mengajak untuk terlibat langsung dalam pengabdian nyata kepada rakyat dan bangsa,” kata Priyo.
Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham membantah jika ormas itu merupakan sempalan dari Golkar setelah Surya Paloh dan Sri Sultan tidak terakomodasi dalam kepengurusan Aburizal Bakrie.
“Bukan sempalan, karena Golkar di bawah Pak Ical masih solid. Beliau juga merespons positif langkah Pak Surya Paloh tersebut,” ungkapnya.
Menurut Idrus, berdirinya ormas itu semakin menunjukkan bahwa Golkar berdiri di atas banyak unsur. Apalagi, dalam alam demokrasi di Indonesia seperti sekarang, wajar saja jika seorang tokoh seperti Surya Paloh membentuk organisasi sendiri. (K32,J22-60)

0 Response to "Inginkan Pemimpin Berkualitas"