Rumah Hancur, Perabotan Masih Kredit


AMUKAN angin puting beliung tak pandang siapa korbannya. Beberapa di antara korbannya yaitu warga Desa Purwareja Yatiman (50) dan Sarkum (65), yang rumahnya rusak parah akibat musibah pada Minggu sore kemarin.

Letak rumah kedua warga RT 3 RW 7 itu berdekatan. Tak bisa dielakkan, ketika dua buah pohon kelapa di samping rumah Sarkum, tumbang akibat diterjang angin puting beliung, dua rumah itu pun menerima dampaknya. Hampir separuh rumah Sarkum hancur. Lebih parah, dua batang pohon kelapa yang tumbang itu tepat mengenai rumah Yatiman.

"Rumah saya hancur semuanya tertimpa dua pohon kelapa. Padahal, rumah dan tanah ini milik orang lain, kami hanya menumpang," ungkap Yatiman kemarin.

Ya, Yatiman harus memikirkan kerusakan rumah yang bukan miliknya sendiri. Dia mengaku, dalam benaknya muncul rasa harus bertanggung jawab kepada pemilik rumah sebenarnya. Satu sisi, dia tak memiliki apa-apa untuk mewujudkannya.

Hal yang sama terjadi pada Sarkum. Dua keluarga bertetangga itu memang menempati rumah orang lain. Keduanya tidak menyebutkan siapa pemilik rumah itu sebenarnya. Yang pasti, mereka mengaku kini semakin berat bebannya.

Sebab itu, harapan mereka, pemerintah akan membantunya keluar dari persoalan akibat musibah itu. "Ada beberapa perabot yang masih bisa saya selamatkan dari musibah itu. Tapi kondisinya sekarang sudah rusak. Banyak gelas, piring dan alat lainnya yang pecah. Padahal, semua itu saya peroleh dengan kredit, sampai sekarang belum lunas," ujar Sarkum.

Harapan pun seolah tinggal harapan. Kerja keras keduanya sebagai perajin batu bata kini tinggal puing saja. Luapan keluh kesah dari kedua orang asli Sidareja Purwareja Klampok itu pun tak terbendung lagi.

Dikisahkan Yatiman, ketika mendengar gemuruh angin, dia sedang di luar rumahnya. Dia mengaku sungguh terkejut karena mendapati sebuah pohon kelapa terangkat ke udara setinggi kira-kira setengah meter. Tak lama kemudian, batang pohon kelapa itu pun jatuh ke tanah menimpa rumahnya.

"Tidak ada yang bisa saya lakukan ketika itu. Padahal, setahu saya anak saya berada di dalam sedang tidur. Tapi akhirnya lega karena melihat anak saya keluar dari reruntuhan rumah dengan selamat," kisahnya, sembari menahan tangisnya.

Sarkum pun demikian. Dia bersyukur bisa selamat beserta semua keluarganya. Kendati demikian, berkali-kali dia mengungkapkan sangat berharap pemerintah membantu kesulitannya itu.

Kepala Desa Purwareja Suparno, mengatakan semua kerusakan dan kerugian akibat musibah itu akan didata. Sebagai kepala desa, dia mengaku akan mengupayakan agar semua korban mendapat bantuan. "Secara riil, kami kerahkan seluruh warga untuk bersama-sama membantu yang terkena musibah," jelasnya.

0 Response to "Rumah Hancur, Perabotan Masih Kredit"